Mereka (Ulama) berkata Laa adrii (artinya Saya Tidak Tahu)
MEREKA BERKATA "LAA ADRI" (SAYA TIDAK TAHU)
Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar pernah ditanya tentang suatu permasalahan, ia menjawab: “Saya tidak mengetahuinya.” Lalu beliau berkata: “Alangkah leganya hati ini.”
Orang-orang bertanya: “Wahai Amirul mukminin, apa maksudmu?”
Ia menjawab: “Maksudnya, apabila seorang ditanya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui lalu menjawab, ‘Allahu a’lam (artinya: Allah lebih tahu).’
Orang-orang bertanya: “Wahai Amirul mukminin, apa maksudmu?”
Ia menjawab: “Maksudnya, apabila seorang ditanya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui lalu menjawab, ‘Allahu a’lam (artinya: Allah lebih tahu).’
*Ibnu Umar bin al-Khattab*
_Ibnu Umar bin al-Khattab رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ pernah ditanya:_
_“Apakah bibi (dari pihak ayah) mendapat warisan?” Beliau menjawab: *“Saya tidak tahu.”* Orang yang bertanya kembali berkata: “Engkau saja tidak tahu, maka kami juga tidak tahu.” Beliau berkata: “Iya, pergilah kepada ulama Madinah dan tanyakan kepada mereka.”_
_Tatkala hendak pergi, orang itu mencium kedua tangan Ibnu Umar seraya berkata:_
_*“Alangkah bagusnya ucapan Abu Abdurrahman (yakni Ibnu Umar), ditanya sesuatu yang tidak ia ketahui lalu berkata: ‘Saya tidak tahu.“*_
*Al-Bara’ bin ‘Azib*
_Al-Bara’ bin ‘Azib رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ berkata:_
_“Sungguh, aku pernah melihat tiga ratus sahabat yang hadir di perang Badar, tidaklah seorang dari mereka *melainkan ia menginginkan sahabat yang lain untuk menjawab fatwa (yang ditujukan kepadanya).”*_
*Abdurrahman bin Abu Laila*
_Abdurrahman bin Abu Laila رَحِمَهُ الله berkata:_
_“Aku pernah bertemu seratus dua puluh sahabat Rasulullah ﷺ dari kaum al-Anshar, seorang dari mereka ditanya tentang suatu masalah *namun ia mengalihkannya kepada yang ini, dan yang ini mengalihkan kepada yang itu hingga kembali kepada orang pertama.”*_
*Al-Qasim bin Muhammad*
_Al-Qasim bin Muhammad رَحِمَهُ الله pada suatu hari ditanya, ia menjawab: *“Saya tidak mengetahui.”* Kemudian ia melanjutkan :_
_*“Demi Allah, seorang yang hidup dalam kejahilan setelah ia mengetahui hak Allah atasnya, itu lebih baik dari pada ia berkata tentang sesuatu yang belum ia ketahui.”*_
*Imam Malik bin Anas*
_Abdurrahman bin Mahdi رَحِمَهُ الله berkata :_
_“Seseorang datang kepada Malik bin Anas bertanya tentang sesuatu hingga ia menginap selama beberapa hari, namun Malik tidak juga menjawabnya. Orang itu berkata: “Wahai Abu Abdillah (yakni Imam Malik), sesungguhnya aku ingin pulang, aku sudah terlalu lama di sini.” Lalu Imam Malik menundukkan kepalanya begitu lama, ia mengangkatnya dan berkata: *“Maa Syaa’ Allah, wahai Fulan, sesungguhnya aku ingin berkata tentang sesuatu yang aku yakin itu adalah kebaikan, namun aku tidak tahu baik tentang masalahmu itu.”*_
_Ibnu Wahb رَحِمَهُ الله berkata :_
_“Dahulu aku sering mendengar Malik berkata: *‘Saya tidak tahu.’* Andai saja kita tulis dari Malik ucapan tersebut sungguh *buku-buku kami akan penuh dengannya.”*_
*Ulama yang lainnya*
_Uqbah bin Muslim رَحِمَهُ الله berkata :_
_“Aku hidup bersama Ibnu Umar selama tiga puluh empat bulan, beliau dahulu ketika ditanya *sering menjawab: Saya tidak tahu.”*_
_Ibnu ‘Abbas رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ berkata :_
_*"Apabila seorang ‘alim meninggalkan ucapan ‘saya tidak tahu,’ maka ia telah terancam dengan kebinasaan."*_
_Asy-Sya’bi رَحِمَهُ الله berkata :_
_*“Ucapan ‘Saya tidak tahu’ adalah separuh ilmu.”*_
_Abu adz-Dzayyal berkata:_
_*“Belajarlah ucapan “Saya tidak tahu”*, jangan belajar ucapan “Saya tahu”, sebab apabila engkau berkata ‘Saya tidak tahu,’ *maka mereka akan mengajarimu hingga engkau tahu,* dan apabila engkau berkata: “Saya tahu, maka mereka akan bertanya kepadamu sampai engkau tidak tahu.”_
_Imam Malik bin Anas رَحِمَهُ الله berkata :_
_“Sudah sepatutnya bagi seorang ‘alim ketika menghadapi suatu masalah ia akrab dengan ucapan Saya tidak tahu, mudah-mudahan ada kebaikan yang telah dipersiapkan untuknya.”_
_*(Hilyatul ‘Alim al-Mu’allim, Abu Usama al-Hilali)*_
Hendaklah berhati-hati dalam berfatwa sebagian orang terpancing untuk mudah menjawab pertanyaan yang diajukan karena kasihan melihat kondisi orang yang bertanya… akan tetapi hendaknya ia ingat dan kasihan dengan kondisinya kelak pada hari kiamat jika ia dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas fatwanya yang ngawur dan tanpa ilmu.
Dan ingatlah pula bahwasanya jika ia salah berfatwa maka dosa pelakunya akan ditanggung olehnya !!! Allahu a'lam.
Semoga bermanfaat.
إِنْ شَاءَ اللّٰهُ
@salamdakwah
Mereka (Ulama) berkata Laa adrii (artinya Saya Tidak Tahu)
Reviewed by Febrian Isra Anugrah
on
9:16 PM
Rating:
Post a Comment