Malas Ibadah Setelah Ramadhan, Apakah Tanda Amalan Tidak Diterima?
Malas Ibadah Setelah Ramadhan, Apakah Tanda Ibadah Tidak Diterima?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rohimahulloh pernah ditanya.
Soal :
Fadhilatusy Syaikh, apakah futur (futur artinya lesu dan tidak bersemangat) untuk melakukan amalan sholih setelah selesainya bulan ramadhan itu, merupakan tanda bahwa amalannya selama bulan ramadhan itu sebenarnya tidak diterima oleh Allah?
Aku merasa futur, dan aku takut Allah tidak menerima amalan ku selama ramadhan.
*
Jawab :
Tidak.
Futur itu bukanlah pertanda bahwa Allah tidak menerima amalanmu. Akan tetapi itu hanyalah pertanda akan lemahnya himmah (keinginan yang besar, tekad, hasrat) dan roghbah (minat).
Maka dari itu wajib bagi setiap manusia untuk berusaha bersabar terhadap dirinya sendiri, dan berusaha untuk membawa dirinya agar senantiasa beramal sholih.
Karena Ramadhan ini adalah madrasah (tempat pendidikan) yang aktual [agar kita berlatih bersabar terhadap diri kita, dan berusaha agar diri kita mau untuk “memaksa” diri kita sendiri agar melakukan amal sholih -pent].
Sebanyak 30 atau 29 hari pada bulan ramadhan telah berlalu, dan engkau telah memakai pakaian ibadah yang beraneka macam [untuk mengisi bulan ramadhan itu -pent]. Hal itu tentu meninggalkan bekas pada hatimu dan perjalanan [kehidupan dan ibadah -pent] mu.
Maka ambil dan rampaslah peluang berharga ini.
Adapun jika kami harus mengatakan : “Barangsiapa yang kembali melakukan maksiat setelah bulan ramadhan, maka itu adalah pertanda bahwa amalannya selama bulan Ramadhan itu tidak diterima”, maka kami tidak sanggup untuk mengatakan perkataan tersebut.
[Al Liqo’ Asy Syahri -Ibnu Utsaimin -, (22/42)]
Sumber : https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=113897
***
Transkrip teks Arab asli :
السؤال
فضيلة الشيخ هل الفتور في عمل الصالحات بعد رمضان دليل على عدم القبول، أنا أحس بفتور وأخشى ألا يكون الله قد تقبل مني؟
الجواب:
لا. ليس دليلا على أن الله لم يقبل منك، لكنه دليل على ضعف الهمة وعدم الرغبة، ولذلك ينبغي للإنسان أن يصبر نفسه وأن يحملها على العمل الصالح؛ لأن رمضان مدرسة في الواقع، ثلاثون يوما أو تسعة وعشرون يوما تمضي وأنت متلبس بالعبادات المتنوعة، لا بد أن يؤثر على قلبك وعلى مسيرك، فاغتنم هذه الفرصة.
أما أن نقول: إن من عاد إلى المعاصي بعد رمضان، فإنه علامة على عدم القبول.
فلا نستطيع أن نقول هكذا.
اللقاء الشهري – ابن عثيمين – (42 / 22)
Sumber: https://kautsaramru.wordpress.com/2017/10/11/futur-lesu-dan-tidak-bersemangat-untuk-beramal-setelah-selesai-ramadhan-tanda-tidak-diterimanya-amalan-sholeh-yang-dilakukan-sepanjang-bulan-ramadhan/
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rohimahulloh pernah ditanya.
Soal :
Fadhilatusy Syaikh, apakah futur (futur artinya lesu dan tidak bersemangat) untuk melakukan amalan sholih setelah selesainya bulan ramadhan itu, merupakan tanda bahwa amalannya selama bulan ramadhan itu sebenarnya tidak diterima oleh Allah?
Aku merasa futur, dan aku takut Allah tidak menerima amalan ku selama ramadhan.
*
Jawab :
Tidak.
Futur itu bukanlah pertanda bahwa Allah tidak menerima amalanmu. Akan tetapi itu hanyalah pertanda akan lemahnya himmah (keinginan yang besar, tekad, hasrat) dan roghbah (minat).
Maka dari itu wajib bagi setiap manusia untuk berusaha bersabar terhadap dirinya sendiri, dan berusaha untuk membawa dirinya agar senantiasa beramal sholih.
Karena Ramadhan ini adalah madrasah (tempat pendidikan) yang aktual [agar kita berlatih bersabar terhadap diri kita, dan berusaha agar diri kita mau untuk “memaksa” diri kita sendiri agar melakukan amal sholih -pent].
Sebanyak 30 atau 29 hari pada bulan ramadhan telah berlalu, dan engkau telah memakai pakaian ibadah yang beraneka macam [untuk mengisi bulan ramadhan itu -pent]. Hal itu tentu meninggalkan bekas pada hatimu dan perjalanan [kehidupan dan ibadah -pent] mu.
Maka ambil dan rampaslah peluang berharga ini.
Adapun jika kami harus mengatakan : “Barangsiapa yang kembali melakukan maksiat setelah bulan ramadhan, maka itu adalah pertanda bahwa amalannya selama bulan Ramadhan itu tidak diterima”, maka kami tidak sanggup untuk mengatakan perkataan tersebut.
[Al Liqo’ Asy Syahri -Ibnu Utsaimin -, (22/42)]
Sumber : https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=113897
***
Transkrip teks Arab asli :
السؤال
فضيلة الشيخ هل الفتور في عمل الصالحات بعد رمضان دليل على عدم القبول، أنا أحس بفتور وأخشى ألا يكون الله قد تقبل مني؟
الجواب:
لا. ليس دليلا على أن الله لم يقبل منك، لكنه دليل على ضعف الهمة وعدم الرغبة، ولذلك ينبغي للإنسان أن يصبر نفسه وأن يحملها على العمل الصالح؛ لأن رمضان مدرسة في الواقع، ثلاثون يوما أو تسعة وعشرون يوما تمضي وأنت متلبس بالعبادات المتنوعة، لا بد أن يؤثر على قلبك وعلى مسيرك، فاغتنم هذه الفرصة.
أما أن نقول: إن من عاد إلى المعاصي بعد رمضان، فإنه علامة على عدم القبول.
فلا نستطيع أن نقول هكذا.
اللقاء الشهري – ابن عثيمين – (42 / 22)
Sumber: https://kautsaramru.wordpress.com/2017/10/11/futur-lesu-dan-tidak-bersemangat-untuk-beramal-setelah-selesai-ramadhan-tanda-tidak-diterimanya-amalan-sholeh-yang-dilakukan-sepanjang-bulan-ramadhan/
Malas Ibadah Setelah Ramadhan, Apakah Tanda Amalan Tidak Diterima?
Reviewed by Febrian Isra Anugrah
on
11:04 AM
Rating:
Post a Comment